My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://winisphere.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

The Mumbling bubles

Monday, February 20, 2012

Waktu Untuk Merindu


Ingat tulisan saya untuk kumpulan cerpen NBC Balikpapan? Alhamdulillah bukunya sudah live di nulisbuku.com dan bisa dipesan disini ^^.  
Ini sedikit excerpt dari buku kumpulan cerpen dari NBC Balikpapan... Enjoy!




Banyak waktu yang kita punya 

dan telah kita lalui ...

dalam setiap helaan nafas kita 
sejak terbangun dari lelap 
dan kembali keperaduan. 

Banyak rindu yang kita hela 
disetiap nafas hidup ini, 

entah itu pada sahabat, orang tua, 
sebuah tempat penuh kenangan 
atau bahkan  kekasih tercinta.

Nikmatilah waktu.
Rasailah rindu.

Manfaatkan waktu, 
sesekali untuk mengungkapkan rindu…

....

[Ini secuplik cerita dari buku kumpulan cerpen apik ini. Bisa juga di download dari sini]


45 Menit - Annisa F.Viramisyah

           07.00
Suasana salah satu ruang tunggu bandar udara internasional itu tampak mulai ramai. Para calon penumpang pesawat mencoba membunuh waktu menunggu dengan melakukan berbagai hal. Beberapa sibuk berbincang, beberapa yang lainnya terlihat sibuk dengan diri mereka sendiri.
Seorang pria, tinggi besar, berwajah panjang, sudah semenjak tadi memperhatikan seorang wanita berjaket coklat yang duduk di sebuah kursi dekat jendela kaca. Ia tahu wanita itu, ia mengenali wajah itu, namun ia ragu. Tak lama, ia memberanikan diri menegurnya.
“Hai...” suara pria itu terdengar seperti pita kaset yang rusak. Sebagian dirinya tidak siap atau bahkan sebenarnya enggan menyapa. Wanita itu menoleh dari buku yang dari tadi menjadi perhatiannya. Dahinya berkerut sebentar sebelum akhinya tersenyum dan berkata, “Oh, kamu. Hai.”
Kamu. Siapapun bisa dipanggil dengan sebutan orang kedua tunggal itu. Tapi khusus untuk dirimu, aku menyebutnya dengan alasan yang jelas dan sederhana.

Last Monday - Wini Rizkiningayu
Aku terbangun dini pagi ini. Kumatikan weker yang berbunyi tepat pada saat adzan subuh sayup-sayup terdengar. Segarnya pagi yang belum tercium jilat panas mentari, menyeruak masuk ke kamarku saat kaca jendela kubuka perlahan. Matahari masih belum kelihatan, tapi sayup kicau burung sudah mulai memenuhi udara. Ah, ini adalah sedikit damai yang terlupakan. Harusnya dalam 29 tahun ini aku bangun lebih pagi. Aku kerahkan semua daya untuk mengusir kantuk yang tak mau pergi dan meraup air wudhu. Lalu kugelar sajadah putih pemberian ibuku untuk ulang tahunku minggu lalu. Kanjeng Gusti, terima kasih untuk pagi.
 ***
CNN Monday : Sebuah meteor baru ditemukan. Ia diberi nama Illumina309. Ukurannya yang hampir setengah planet bumi menjadikan ia sebuah objek angkasa yang dahsyat tapi juga indah. Diperkirakan, meteor ini akan melintasi tata surya dan menyuguhkan pemandangan fantastis bagi seluruh umat manusia. Pemandangan sekali seumur hidup ini akan menjadi sebuah perayaan bagi seluruh dunia.


Sang Pengantin - Ardestya
05.00
“Kriiiiing!” dering telepon membangunkanku dari beauty sleep pagi ini.
“Selamat pagi, Ibu. Wake up call pukul lima paginya,” suara renyah operator di seberang sana.
“Oke, Mbak. Terima kasih.”
Aku menggeliat meregangkan tubuhku untuk membangunkan otot yang telah beristirahat semalaman, lalu beranjak ke pintu menuju area beranda yang tertutup oleh tirai tebal berwarna krem.
Hotel ini sungguh dirancang dengan baik. Semua detail desainnya meneriakkan kemewahan yang berkelas. Mulai dari ruangan penyambutan tamu, hingga detail terkecil seperti linen yang lembut menyentuh kulit saat tidur, detail pinggiran tempat tidur, minyak aroma terapi yang dibakar di dalam ruangan, dan karpet tebalnya yang sekarang membelai jemari kakiku yang telanjang. Tapi semua keindahan itu tak seberapa dibandingkan dengan pemandangan yang menyapaku ketika tirai itu tersibak. Sebuah infinity pool terhampar ditengah-tengah taman yang tertata cantik dan berakhir di ujung tebing yang berada tepat di atas Samudera Hindia. Amazing!

Obrolan Traffic Light - Damar Restio
10 tahun yang lalu... Ya kira kira 10 tahun yang lalu, saya menginjakkan kedua kaki di suatu persimpangan waktu siang. Lama sempat saya berdiri di situ terdengar karena ada obrolan menarik Si Traffic Light. Si Lampu Merah, Si Lampu Kuning, Si Lampu Ijo.
Si Lampu Ijo: "Lihat lah temans, gagahnya saya ketika menyala… Semua kendaraan laju cepat nian."
Si Lampu Merah: "Eits… tunggu dulu kawan. Lihatlah aku ketika menyala… Semua harus berhenti dan kupersilakan orang orang untuk menyebrang. Hahahlaha."
Si Lampu Kuning: *diam saja*

Rindunya Rindu - Agni Giani
Ini yang aku suka dari Balikpapan. Langitnya yang selalu bersih, biru dengan awan putih bak kapas. Pantainya dimana-mana, tentu saja. Kota ini memanjang di sebagian garis pantai Kalimantan Timur. Siang ini aku suka. Memandang laut dari ruangan kerjaku. Hijau dedaunan dari pohon di samping jendela dan biru gelap laut berbatasan dengan terangnya biru langit yang disinari matahari tropis. Suasana ini yang akan kurindukan sampai kapanpun.
“Ehm, permisi,” suara seseorang mengembalikan aku ke 'bumi' setelah hampir 5 menit aku mengagumi lukisan alam yang indah di depanku hingga tersenyum sendiri. Bukan seseorang sih, aku sebenarnya tahu siapa yang datang ini.
“Ya...” jawabku sambil membalikkan badan ke arah pintu, tempat sumber suara berasal.
“Gimana?” dia bertanya sambil masih berdiri di ambang pintu.
“Apanya? Uhm masuk. Nggak bagus berdiri depan pintu begitu,” aku balik bertanya sambil menggerakkan tangan mempersilahkannya masuk. “Gimana, udah dibuka?” dia bertanya lagi. Kali ini dia sudah duduk di kursi sebelahku.



***



Jika berkenan dan berminat memesan, klik link ini :
http://nulisbuku.com/books/view/waktu-untuk-merindu


Atau, mention lewat twitter ke:

@damenky 
Untuk Area Jabodetabek
@mishavira 
Untuk Area Balikpapan dan Sekitarnya


Thanks to agni untuk info pemesanan (yang saya copas dari blognya..hehe maap ya neng :p)

1 comment:

  1. kontak @mishavira gih buat order biar cepet byk dan cepet dipesen, biar ongkir semakin murah tuh :p

    ReplyDelete